Dongeng Tidur untuk Anak: Putri Cantik dan Kancil Si Raja Ketimun

Ilustrasi: dongeng anak


Dongeng Tidur untuk Anak: Putri Cantik dan Kancil Si Raja Ketimun

(Saran: Dibacakan dengan nada yang lembut agar anak bisa cepat tidur)

Dongeng oleh : Monas Junior

Satu desa di Jangkat, hiduplah seorang putrik cantik yang tinggal sendirian di istana dengan taman bunga yang indah. Semua bunga-bunga sedang merekah mekar. Ada bunga merah, kuning, hijau, biru, ungu, macam-macam. Wangi semerbak dan warna yang cerah membuat mata yang memandang jadi segar. 

Pagi itu tuan putri berdiri menatap taman bunga nan indah. Di tangannya ada ember warna biru, burung-burung menyapa tuan putri yang mengenakan gaun putih dengan mahkota di kepalanya.

Tuan putri berjalan sambil menari. Ia mengguyur bunga-bunga itu dengan ceria. Liukan tubuhnya yang bergaun putih itu, membuat suasana pagi jadi sangat lengkap!

Seorang tukang kebun menyapa tuan putri. 

"Pagi tuan putri. Anda sangat cantik hari ini," sapa seorang petani yang memakai topi dari jalinan rotan.

"Pagi juga Pak Topan. Terima kasih... Sudah sarapan hari ini?" jawab sang putri.

Pak Topan mengangguk cepat. Lalu membiarkan putri berjalan ringan mengitari taman bunga yang indah itu.

Burung-burung beterbangan di atas kepala tuan putri. Mereka seakan gembira menyambut kedatangan putri jelita itu di pagi yang masih menyisakan embun.

Pagi ini memang masih dingin. Beberapa kucing yang bangun kepagian, tampak menggigil di antara rimbunnya bunga. Mereka berjalan manja mendekati tuan putri. Tuan putri berjongkok lalu mengelus kucing oranye yang berbulu lebat.

Lalu burung-burung dan kucing-kucing itu berjalan mengiringi Tuan Putri. Tuan Putri menyiram bunga dengan riang gembira. Sambil bernyanyi, ia berharap matahari cepat muncul.

Benar saja, tak berapa lama, matahari muncul lalu membuat hangat taman bunga. Tuan Putri tersenyum dan tertawa riang menyambut matahari.

"Selamat pagi matahari, apa tidurmu semalam cukup?"

Matahari bersinar terang, seakan-akan menjawab, "cukup nyenyak, Tuan Putri..."
Putri cantik itu kembali berjalan memasuki istana. Tiba-tiba, seekor kancil berlari kencang dan menabrak kaki Tuan Putri.

"Aduh!" teriak Tuan Putri.

"Maaf Tuan Putri Anjela. Saya buru-buru," kata Si Kancil.

"Memangnya kamu mau ke mana sampai buru-buru, kancil?"

"Saya mau ke kebun sayur, tapi malah nyasar ke kebun bunga ini."

"Kamu mau ngapain di kebun sayur?" 

"Saya mau menunjukkan ke Tuan Putri, bahwa tukang kebun tuan putri sudah salah mengurusi tanaman sayur di sana."

"Hah? Salah bagaimana, kancil?"

"Izinkan saya memperlihatkannya ke Tuan Putri."

Tuan Putri bingung, tapi karena penasaran, dia ikut kancil yang berjalan lebih dulu ke belakang istana.

Di belakang istana, terlihat kebun sayur yang luas. Wortel, timun, terung, kangkung, bayam, pokoknya lengkap di dalam kebun yang hijau itu.

Kancil berlari ke arah timun. Menunjuk-nunjuk ke timun itu sambil menatap Tuan Putri.
Tuan Putri mendekat, lalu membungkuk memperhatikan timun yang ditunjuk Kancil.

"Lihat Tuan Putri. Timun ini tak terawat. Kurang pupuk. Buktinya bentuknya bungkuk dan kurus," ujar Kancil.

"Tapi sepertinya segar, Kancil. Berarti cukup pupuk."

"Tapi isinya kopong, Tuan Putri."

"Iya kah?"

Kancil lalu memegang timun itu. "Mari saya perlihatkan ke Tuan Putri. Saya izin memetik timun ini."
Tuan Putri mengangguk. Kancil lalu memetik timun, lalu dengan cepat menggigit timun itu. 

Kancil memperlihatkan bagian dalam timun.

"Lihat Tuan Putri, dalamnyo kosong. Bijinya kecil-kecil. Ini tanda buah timun ini kurang sehat. Kurang pupuk."

Tuan Putri mengambil timun itu dari tangan Kancil, mencermati dengan teliti, lalu mengerutkan dahi.

"Jadi kalau kurang pupuk, bentuk timunnya seperti ini ya, Kancil?"

"Iya lah, Tuan Putri."

"Jadi kami harus bagaimana?"

"Tenang Tuan Putri. Setiap hari saya akan ke sini. Saya akan ajarkan tukang-tukang kebun di sini bagaimana merawat timun dan buah-buahan sayur lain di sini. Biar semuanya tumbuh subur dan cukup bergizi," terang Kancil.

Tuan Putri setuju. Sejak hari itu, kancil menjadi kepala kebun di perkebunan sayur istana.

Hari pertama kancil kerja sebagai kepala kebun, semua sayuran di sana masih utuh. Tetapi hari ke-2 dan hari-hari berikut, ketimun terus-terusan berkurang jumlahnya. 

Tukang kebun melaporkan kejanggalan itu ke Tuan Putri. Tuan Putri yang baik hati tak mau berburuk sangka. Ia menemui Kancil di kebun sayur.

"Kancil. Boleh aku bertanya, kenapa ada laporan ketimun di kebun ini terus berkurang?"

Kancil dengan cekatan menjawab. "Saya sedang bereksperimen Tuan Putri. Jadi ketimun yang ada saya bawa ke laboratorium khusus untuk saya teliti. Kira-kira pupuk apa yang cocok untuk membuat timun di sini subur," lugas Kancil.

Tuan Putri lagi-lagi mengerutkan kening. Meski bingung, kecantikan Tuan Putri tak berubah. Wajahnya yang putih bak batu pualam, menyiratkan betapa kebaikan di dalam dirinya sangat kuat dan terpancar terang.

"Ya, sudah kalau begitu. Semoga sukses dengan penelitiannya."

Tuan Putri kembali ke istana. Sementara Kancil kembali sibuk memegang-megang ketimun dalam kebun sayur itu.

Minggu depannya, lagi-lagi tukang kebun memberitahu Tuan Putri bahwa ketimu di dalam kebun hampir habis. Tersisa beberapa beberapa buah saja.

Kali ini Tuan Putri mulai gusar. Bergegas ia mendatangi Kancil.

"Kancil. Maaf, ya. Saya lihat sendiri kalau ketimun di sini tinggal beberapa buah saja. Kenapa ya jadi begini, Kancil?"

"Eh, Tuan Putri. Jadi begini, saya sudah meneliti bahwa di tanah ini, ketimun tidak cocok untuk ditanam. Di sini udaranya terlalu sejuk, Tuan Putri. Jadi, saya sarankan agar ketimun ini ditanam di tanah yang lebih rendah. Semakin hangat udara, semakin cepat ketimun berbuah," terang Kancil panjang lebar.

"Apa tidak ada cara lain, Kancil?"

"Tidak ada cara lain, Tuan Putri Anjela. Harus ditanam khusus di dataran rendah."
Tuan Putri memanggil tukang kebun. Ia memerintahkan agar tukang kebun membawa bibit ketimun dan menanam di tanah yang sudah ditentukan Kancil.

10 tukang kebun mengikuti Kancil yang berjalan ke satu desa di dataran rendah. Dia menunjuk hamparan tanah luas di tepi jalan. Lalu meminta semua tukang kebun menawan ketimun di tanah itu.
Para tukang kebun dengan cekatan menanam ketimun di sana. Tetapi mereka tidak tahu, bahwa diam-diam, Kancil menyelinap ke satu pohon. Di sana ternyata rumah Kancil dengan satu istri dan 5 anak yang masih kecil.

Istri Kancil menyapa dengan semangat.

"Apa kamu bawa ketimun lagi hari ini?"

Kancil menjawab mantap. "Saya bawa sekalian kebunnya. Tenang sayang-ku, kita akan cukup makan mulai hari ini dan seterusnya."

Benar saja, setelah ditanam di tanah itu, ketimun tumbuh dengan cepat. Buahnya besar-besar. Panen ketimun musim ini membuat Tuan Putri senang. Ia bahkan memuji hasil kerja Kancil.

"Mulai hari ini, kamu jadi Raja Ketimun, Kancil yang cerdas. Semua kebun ini untuk kamu. Senang bisa kenal kamu, Kancil," kata Tuan Putri ke Kancil.

"Terima kasih, Tuan Putri."

Begitulah, sejak hari itu, Kancil dikenal sebagai Si Raja Ketimun, bukan lagi sebagai pencuri ketimun.
Makna cerita ini adalah, apapun yang kau kerjakan sungguh-sungguh, akan kau dapatkan. Karena hasil tak akan menghianati usaha.(***)
Jambi, Desember 2021

Monas Junior adalah nama pena dari Alpadli Monas. Jurnalis dan juga cerpenis dari Jambi - Sumatera - Indonesia. Telah menerbitkan Novel berjudul "Pemburu Emas: Legenda Bermula", Kumpulan Cerpen; "Apa yang Kau Lihat", "Aum" dan "Harimau Sumatera".

Catatan penulis:

Manfaat membacakan dongeng untuk anak

Ada banyak manfaat orang tua membacakan dongeng kepada anak sebelum tidur. Di antaranya adalah, memicu daya kreativitas atau imajinasi dan mengasah otak kanan anak.
Otak kanan adalah bagian saraf yang berfungsi sebagai olah rasa, seni dan imajinasi manusia. Sedangkan otak kiri, untuk eksakta atau hitung-hitungan.

Jika rutin membacakan dongeng untuk anak setiap mau tidur, dipercaya saat besar nanti, anak-anak bisa menghadapi hidupnya dengan lebih mudah karena otak kanan dan otak kirinya bekerja maksimal. 
Sebab, kadangkala, masalah yang ada harus dihadapi dengan kreativitas dan imajinasi yang tinggi. Keputusan-keputusan cepat dan tepat, akan dihasilkan oleh orang yang cerdas dan punya kreativitas tinggi.

Jadi, disarankan membacakan dongeng kepada anak sebelum tidur. Ayo, budayakan lagi membacakan dongeng anak di malam hari. 

Semoga generasi Indonesia nantinya cerdas-cerdas dan baik-baik hati dengan dongeng yang berkualitas dan sarat makna kebajikan.

Baca juga:

Buku Novel Pemburu Emas by Monas Junior


Postingan populer dari blog ini

Dangdut

Bintang Film Dewasa Korea Yoo Jung Ii, Ini Profilnya

Seru