Buku Novel Pemburu Emas by Monas Junior
Sinopsis:
Pemburu Emas: Legenda Bermula
A Novel By: Monas Junior
Awalnya, Ari adalah remaja biasa. Ia bersekolah di SMA 5 Kota Jambi, mengikuti semua aktivitas seperti anak remaja lainnya. Tak ada yang istimewa, sampai akhirnya masa lalu mengejarnya dan menyadarkannya bahwa ia…. adalah Si Pahit Lidah yang legendaris!
Mimpi-mimpi, bayangan-bayangan dan kenangan-kenangan tiba-tiba datang menjelang usianya yang ke-17. Ari tak percaya ketika semua mimpi dan kenangan itu ternyata nyata. Lebih tak percaya lagi dia saat menemukan dua buku diary misterius, puluhan batang emas dan simpanan yang banyak di bank-bank terkenal.
Perjalanan Ari dimulai dari Jakarta. Penemuan buku misteri, dokumen-dokumen berharga, emas berpuluh batang, 20 kartu kartu ATM berisi uang miliaran rupiah, mengantarkan dirinya ke ancaman masa lalu yang menakutkan.
Lewat buku diary temuannya, ia dituntun menuju kenangan Andi, sesosok pria yang merupakan Ari di masa lalu. Cerita soal perburuan emas di Jangkat Merangin, konflik dengan perusahaan pertambangan besar, percintaan Andi-Ratih, pria tua misterius, hingga pembunuhan sadis tokoh Andi-Ratih, membayangi hidup remaja yang baru berusia 17 tahun itu.
Petualangan Ari berlanjut hingga ke Paris Prancis. Di sana ia bersama kekasihnya, Novi, kembali menemui ancaman dari musuh lama Andi. Penculikan Novi yang berakhir tewasnya Novi di tangan penjahat saat wisata di kota Paris, membuat Ari bertemu dengan sosok misterius yang ternyata adalah guru di masa lalunya.
Lewat gurunya itu ia disadarkan bahwa dulu, ia adalah Si Pahit Lidah. Pemilik ilmu Lidah Sakti yang bisa mewujudkan apa saja dengan lisannya. Kehidupan dan kematian yang berulang, membawa Si Pahit Lidah hingga ke masa kini dengan kenangan-kenangan yang kian kabur.
Setelah tersadar.... (***)
Catatan Editor:
Perburuan emas di negeri tak terlihat, serta kisah cinta yang haru.
Pemburu Emas, Legenda Bermula; adalah sebentuk novel popular yang hampir memasuki wilayah high level of imagination. Disajikan dalam cerita petualangan, kisah cinta yang lurus namun getir, cerita legenda yang kadang di luar nalar namun logis hingga persoalan intrik politik para kapitalis dalam menguasai sumberdaya alam yang paling memikat, yakni; emas.
Menariknya, kisah yang disajikan novel ini berbeda dari kebanyakan kisah petualangan yang ada. Jika kisah kebanyakan terpaku pada kerumitan hayali dan solusi yang hanya bersifat mencengangkan, di novel ini tidak. Ia tidak bertujuan untuk itu. Novel ini menawarkan kisah berbeda, cara pandang berbeda, kerumitan serta kemudahan yang berbeda serta tentu saja jebakan kepada pembaca dihadirkan dengan cara berbeda. Dimana bedanya?
Adalah pada masa dahulu, Jangkat, suatu daerah di Jambi, dikenal sebagai wilayah yang kaya akan sumberdaya emas. Tak kurang penjajah Belanda ketika itu menurut penuturan saksi sejarah berhasil mengumpulkan emas tak terhitung banyaknya. Dan konon, salah satu lokasi emas berbentuk goa hingga kini menghilang secara misterius, tak lagi ditemukan. Dari sini legenda bermula, sebuah pengalaman misterius dipadu logika manis yang kemudian menampilkan konflik kemanusiaan yang menurut sebagian orang paling basi tapi paling sering terjadi; cinta dan pengorbanan- bahwa cinta dan pengorbanannya - berikut darah darah nya termasuk akibat akibatnya adalah tragedi anak manusia yang nyaris tidak ada alasan untuk diakhiri, selalu berulang, dan selalu ditunggui.
Novel ini menjelaskan soalan itu melalui tokoh bernama Ari Widodo, seorang anak masa kini yang terjebak dalam mimpi misterius, kemudian masuk dalam pengalaman di luar logika, bertemu musuh masa lalu, berhadapan musuh saat ini, bertemu harta, bertemu cinta, dan dengan paksaan lembut disulap pula menjadi satu tokoh legenda masa lalu yang sangat fenomenal; si pahit lidah, musykil tapi masuk akal, masuk akal jika kita semua sepakat bahwa apapun yang ingin disampaikan dalam satu kisah, menjadi sebuah keniscayaan jika kita ingin memantik pesan moral yang ingin disampaikan.
Begitulah, Monas Junior telah berusaha menjelaskan imajinasinya dalam gaya bahasa percakapan yang ringan, benturan imajinasi yang aneh tapi dengan gaya penyajian yang memanjakan kita dan mata, obrolan sepasang cinta yang praktis namun impresiv, dijaganya keliaran yang tidak perlu untuk mengajarkan generasi muda bagaimana idealnya menjadi sepasang kekasih. Dalam hal ini, pada titik tertentu Monas Junior dapat dikatakan berhasil melakukan pencapaian estetis sebagai seorang penulis yang menjaga sisi moralitas. Ia terlihat sungguh-sungguh untuk ini, di Novel ini. Termasuk pula adegan action kekinian ia baurkan dengan kekuatan lokal yang berkharisma merupakan sisi lain dari kekuatan novel ini yang tidak bisa diabaikan.
Akibatnya novel ini tidak saja berhasil memindahkan persoalan anak muda menjadi persoalan unversal, ia berhasil pula mempertemukan dikotomi antara fakta dan legenda dengan menyelam sejauh mungkin ke alam masa lalu dan memunculkannya ke medium hari ini tanpa satu orang pun berhak menampik ini sebagai kenyataan yang mungkin saja ada, setidaknya ada hikmah besar yang bisa diambil dari takdir masa lalu untuk perubahan besar di masa depan. Lalu dimana emas itu berada? Benarkah emas itu masih ada?
Ada atau tidaknya emas yang diceritakan dalam novel ini , perburuan emas hingga kini terus dilakukan. Pemodal kecil dan pemodal besar saling lomba untuk mengeruk kekayaan alam ini. Lebih dari itu, jauh sebelum emas menjadi bahan perebutan, sesungguhnya emas itu sudah ada di dalam diri kita, sudah ada di dalam jiwa kita. Emas itu bisa berupa pengorbanan, emas dapat berwujud cinta dan kasih sayang. Emas bisa berarti pengorbanan yang tulus, dapat pula kesetiaan guru menjaga muridnya. Emas bisa pula sikap tidak serakah terhadap harta, sikap patuh anak terhadap orang tua. Emas bisa berada di Jangkat, bisa di Jayapura, bisa pula di Kalimantan. Bahkan emas bisa berada pada tubuh kita, hati kita, hingga tindakan-tindakan kita.
Dan membaca, adalah tindakan paling Emas dari manusia yang menghargai karunia akal dan pikiran dari sang pencipta.
Selamat membaca.
Ansori Barata , Editor
Adalah pada masa dahulu, Jangkat, suatu daerah di Jambi, dikenal sebagai wilayah yang kaya akan sumberdaya emas. Tak kurang penjajah Belanda ketika itu menurut penuturan saksi sejarah berhasil mengumpulkan emas tak terhitung banyaknya. Dan konon, salah satu lokasi emas berbentuk goa hingga kini menghilang secara misterius, tak lagi ditemukan. Dari sini legenda bermula, sebuah pengalaman misterius dipadu logika manis yang kemudian menampilkan konflik kemanusiaan yang menurut sebagian orang paling basi tapi paling sering terjadi; cinta dan pengorbanan- bahwa cinta dan pengorbanannya - berikut darah darah nya termasuk akibat akibatnya adalah tragedi anak manusia yang nyaris tidak ada alasan untuk diakhiri, selalu berulang, dan selalu ditunggui.
Novel ini menjelaskan soalan itu melalui tokoh bernama Ari Widodo, seorang anak masa kini yang terjebak dalam mimpi misterius, kemudian masuk dalam pengalaman di luar logika, bertemu musuh masa lalu, berhadapan musuh saat ini, bertemu harta, bertemu cinta, dan dengan paksaan lembut disulap pula menjadi satu tokoh legenda masa lalu yang sangat fenomenal; si pahit lidah, musykil tapi masuk akal, masuk akal jika kita semua sepakat bahwa apapun yang ingin disampaikan dalam satu kisah, menjadi sebuah keniscayaan jika kita ingin memantik pesan moral yang ingin disampaikan.
Begitulah, Monas Junior telah berusaha menjelaskan imajinasinya dalam gaya bahasa percakapan yang ringan, benturan imajinasi yang aneh tapi dengan gaya penyajian yang memanjakan kita dan mata, obrolan sepasang cinta yang praktis namun impresiv, dijaganya keliaran yang tidak perlu untuk mengajarkan generasi muda bagaimana idealnya menjadi sepasang kekasih. Dalam hal ini, pada titik tertentu Monas Junior dapat dikatakan berhasil melakukan pencapaian estetis sebagai seorang penulis yang menjaga sisi moralitas. Ia terlihat sungguh-sungguh untuk ini, di Novel ini. Termasuk pula adegan action kekinian ia baurkan dengan kekuatan lokal yang berkharisma merupakan sisi lain dari kekuatan novel ini yang tidak bisa diabaikan.
Akibatnya novel ini tidak saja berhasil memindahkan persoalan anak muda menjadi persoalan unversal, ia berhasil pula mempertemukan dikotomi antara fakta dan legenda dengan menyelam sejauh mungkin ke alam masa lalu dan memunculkannya ke medium hari ini tanpa satu orang pun berhak menampik ini sebagai kenyataan yang mungkin saja ada, setidaknya ada hikmah besar yang bisa diambil dari takdir masa lalu untuk perubahan besar di masa depan. Lalu dimana emas itu berada? Benarkah emas itu masih ada?
Ada atau tidaknya emas yang diceritakan dalam novel ini , perburuan emas hingga kini terus dilakukan. Pemodal kecil dan pemodal besar saling lomba untuk mengeruk kekayaan alam ini. Lebih dari itu, jauh sebelum emas menjadi bahan perebutan, sesungguhnya emas itu sudah ada di dalam diri kita, sudah ada di dalam jiwa kita. Emas itu bisa berupa pengorbanan, emas dapat berwujud cinta dan kasih sayang. Emas bisa berarti pengorbanan yang tulus, dapat pula kesetiaan guru menjaga muridnya. Emas bisa pula sikap tidak serakah terhadap harta, sikap patuh anak terhadap orang tua. Emas bisa berada di Jangkat, bisa di Jayapura, bisa pula di Kalimantan. Bahkan emas bisa berada pada tubuh kita, hati kita, hingga tindakan-tindakan kita.
Dan membaca, adalah tindakan paling Emas dari manusia yang menghargai karunia akal dan pikiran dari sang pencipta.
Selamat membaca.
Ansori Barata , Editor
Dapatkan buku Novel Pemburu Emas Monas Junior di Google Books Play Store di KLIK DI SINI
Dapatkan juga buku kumpulan cerpen Apa yang Kau Lihat Monas Junior di Google Books Play Store KLIK DI SINI
----Testimoni----
Pemburu Emas adalah novel yang sangat "kaya". Ada banyak potensi daerah Jambi yang terangkat lewat buku ini, polemik-polemik, petualangan, percintaan, berbaur dengan perenungan yang multi tafsir bagi pembacanya. Selamat buat Dindo Monas. (As'ad Isma. Akademisi)
Membaca novel “Pemburu Emas” Monas Junior seperti kemewahan di abad milenial, apalagi menuliskannya, diperlukan waktu yang panjang serta daya imajinasi yang tinggi untuk melihat dari sudut pandang peristiwa dari pendekatan kemanusiaan. (Musri Nauli. Praktisi Hukum)
Novel yang sangat berkesan dan mampu memberikan gambaran utuh bagaimana eksploitasi sumberdaya alam dilakukan. Latar cerita di-indahkan dengan penempatan legenda sebagai sesuatu yang bisa saja simetris dengan situasi sosial masyarakat. Novel ini kuat dan menginspirasi. (Eso Pamenan. Jurnalis)
Novel ini kuat dan memiliki pesan moral yang baik. Gaya bercerita yang biasa namun dengan tema yang luar biasa. Sangat teliti dalam membangun alur. Bisa dibaca semua kalangan (M. Yusuf Asni. Penyair- Penulis Jambi)
Ceritanya luar biasa. Membaca novel ini semalam suntuk, membuat saya serasa ikut petualangan Ari untuk memecahkan teka-teki demi teka-teki. Kisah percintaan yang menarik ditambah ada action-nya, kebayang nonton film. (Sely Devika. Aktivis, Ketua Umum PW. IPM Jambi)
Ini Novel bersetting anak sekolahan –SMA – benar-benar biasa saja. Tapi cerita tak lagi biasa : petualang(an) tokoh Aku dalam cinta ataupun memburu masa depan. Melalui perburuan emas, Aku sampai ke Jakarta. Persoalan tambang emas, terutama ilegal, memang menarik diangkat ke dalam cerita. Seperti juga timah maupun batubara. Di dalamnya, tentu ada mafia. Sayang jika novel Monas Junior ini tidak dimiliki. (Isbedy Stiawan ZS. Sastrawan Lampung)
Cerita yang sangat diluar logika tapi memang terasa pernah terjadi. Semacam Harry Potter. Gak masuk akal tapi bisa dibayangkan itu ada. Susah dijelaskan. Cerita jambi yang patut “dimuseumkan”. Tegang. Alur bolak-balik. Lucu. Tapi nyebelin. Nyebelin karena bersambung. (Fe Tife. Pembaca).
Kita butuh bacaan-bacaan yang mengangkat potensi dan budaya Jambi. Karya-karya lokal bercitarasa nasional seperti novel ini, sangat perlu diperbanyak dan diberdayakan. Teruslah berkarya untuk Jambi (Hasan Basri Agus. Tokoh Jambi).
Dapatkan Novel Pemburu Emas Monas Junior di Google Books Play Store di KLIK DI SINI
Dapatkan juga kumpulan cerpen Apa yang Kau Lihat Monas Junior di Google Books Play Store KLIK DI SINI
Baca juga :