Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2021

Al Haris Si Penjual Koran Itu, Kini Jadi Gubernur Jambi

Gambar
  Monasjunior - Siapa bilang mantan penjual koran atau loper koran tak bisa jadi gubernur? Al Haris buktinya. Al Haris yang Bupati Merangin 2 periode itu, kini menjadi Gubernur Jambi masa jabatan 2021-2024. Baca juga : Apple Watch 7 Terbaru dan Fiturnya Berikut biodata dan perjalanan hidup Al Haris, mantan penjual koran dan juga mantan penjual martabak di Pasar Bangko – Merangin (Jambi) Anak Petani Sekancing yang Rajin Belajar Al Haris adalah anak seorang petani di Desa Sekancing, Merangin. Lulus SD tahun 1985, pria kelahiran Sekancing 23 November 1973 ini berniat menyambung sekolah di SMP Negeri, tekadnya baja, semangatnya membara. Meski ekonomi orang tuanya yang hanya petani dan kurang mampu menopang semangatnya bersekolah, Haris tetap semangat. Putra tertua dari pasangan Zarkawi dan Hj. Zuriah ini mendaftar ke sekolah swasta setempat, SMP PGRI Sekancing yang berjarak sekitar 2 kilometer dari rumahnya. Kepala sekolahnya sewaktu itu adalah Harun. Al Haris menghabiskan waktu sekolahny

Cerpen Monas Junior : Tahi Lalat

Gambar
Tahi lalat itu, yang jelas, bukan sejenis makanan atau minuman. Bukan juga penyakit kulit menakutkan. Mungkin manusia paling paham mengenai definisi, makna, manfaat dari tahi lalat, ialah Udin. Pria sepertiga abad yang belum punya bini. Pegawai rendahan akibat kurang kuliahan, tubuh oke, postur tinggi, putih warna kulitnya. Tinggal sendiri di rumah kontrakan satu kamar dua pintu. Anak sulung. Seperti manusia lain, ia sama sekali tak tampak berbeda. Bahkan wajahnya menyinarkan bias-bias ketampanan. Dengan cambang tipis merata di area pipi, atas bibir, dan dagu. Klimis jika ia memangkas rambutnya tiap dua minggu sekali. Lihat, ia sama sekali tak ada beda. Namun jangan salah. Si Udin itu, punya satu pembeda agak mencolok jika diperhati-hatikan benar. Yakni tahi lalat. Ya, tahi lalat. Benjolan kecil di atas kulit berwarna hitam. Tahi lalat Udin jauh lebih besar dari tahi lalat-tahi lalat biasa. Berambut tiga helai. Baca juga di monasjunior.blogspot.com - Monas Junior :  Dongeng Tidur untuk

Seri Latihan Menulis Jurnalistik (2) : Rasa, Fakta dan Opini by Monas Junior

Gambar
Rasa adalah bagian dari ilmu Jurnalistik yang mulai pudar. Ini mengkhawatirkan. Ketika data-fakta dan kata-kata sumber jadi segala, saat itu juga sisi kemanusiaan jadi terlupakan. Apa yang harus kita lakukan? Sementara, karya jurnalistik adalah penggalan sejarah dan karya sastra yang terburu-buru. Meski jelas, singkat, padat dan faktual -menurut jaman penerbitannya-, karya jurnalistik tetap akan jadi literatur penting yang dibutuhkan pada suatu saat. Kita mulai terjebak dengan penegasan deadline dan berburu waktu penulisan serta penerbitan. Apa-apa menjadi harus cepat, tangkas dan merekam peristiwa ke dalam penggalan kata-kata terstruktur dan relatif singkat. Lalu itu semua terwujud dalam bentuk berita yang, kalau boleh disebut, sangat dangkal dengan sedikit makna yang ditimbulkan. Lalu, apakah setiap berita harus meninggalkan amanat kepada pembacanya? Bukankah berita adalah sekumpulan informasi yang dianggap perlu oleh pembaca? Lalu, apa salahnya jika pembaca diberi -mungkin lebih tep

Cerpen Monas Junior : Rindu Ikan Akan Ayam

Gambar
Kapal telah merapat. Satu persatu penumpang berjejalan mengangkat barang bawaan ke bawah menuju dermaga yang telah menyambut dengan riangnya di siang terik musim panas tahun ini. Aku, mengenakan rompi coklat, bertopi hitam celana jeans biru mengikuti jejak-jejak telapak kaki mereka. Akhirnya sejam lebih di laut, tubuhku merasa nyaman berdiri di tanah Si Hang Tuah, laksamana angkatan laut Kerajaan Bintan atau terkenal dengan nama Kerajaan Malaka masa bauhelak ini. Masih sempat aku memandang laut di kejauahan, berharap dapat melihat gundukan permukaan gunung laut, ialah kepulauan Natuna. Tempat aku diizinkan bernafas oleh ibu hingga memberi anak-anakku kesempatan bernafas sampai detik ini. Tapi sia-sia, air yang mem-bah itu amatlah luas dan datar dengan ujungnya menyentuh langit. Lautkah, atau langitkah yang menghambat mataku menikmati kampung yang kini tengah dinanti isteri cantikku? Juga ketiga putraku? Berat hati, aku paksa kaki melangkah. Terus, terus, terus hingga mencapai warung na

Cerpen Monas Junior : Akhir Tahun

Gambar
Angin menyisakan kering di kerut kulit, meninggalkan debu di antara persendian, meresapkan dingin di daun telinga Rahmat, pria bertubuh pendek namun gemuk, ketika berdiri ragu di depan rumah Sobari, Kepala Desa Kerlung. Sesaat Rahmat terlihat gelisah memutar-mutar kotak rokok putih di tangan kanannya, menyeka keringat di jidat, menggaruk-garuk kepala beberapa kali, lalu berniat membantalkan niatnya memasuki rumah bercat kuning yang hanya berjarak 3 langkah dari tempatnya berdiri. Dalam hatinya, Rahmat mendengar genderang perang mulai bertabuh-tabuh. Kian lama kian keras hingga membuat jantungnya berdenyut tak beraturan. Seketika, janji-janji menjadi panji-panji sepasukan besar penuntut kemerdekaan, penuntut hak yang pernah ia keluarkan kepada seseorang, yang kini rumahnya persis 3 langkah dari tempat dia berdiri. “Kalau Bapak mau mengurus surat-menyurat plus dokumen-dokumen penting yang dibutuhkan investor kita, saya jamin akhir tahun ini Bapak dapat dua persen dari miliaran rupiah yan

Seri Latihan Menulis by Monas Junior (1) : Back to Diary

Gambar
Hari ini sangat melelahkan. Sudah malam kurang tidur, pagi-pagi pukul 08.00, saya harus bangun lalu menemui seorang pejabat di daerah Merangin. Meski  mata masih sangat berat untuk dibuka,  saya memaksakan kaki untuk melangkah ke kamar mandi. Sebagian kasur telah bercerai dengan seprai putih yang lembut. Seprai di lantai, kasur masih saja di atas, keduanya tak saling tegur. Di kamar mandi, air panas masih seperti kemarin, sama sekali tak berfungsi sejak hari pertama saya menginap di hotel ini. Jadi, terpaksa mandi air dingin di pagi hari dengan kondisi kurang tidur. Klop sudah penderitaan…. Ini adalah sepenggal catatan harian atau biasa dikenal dengan nama Diary beberapa dekade lalu. Sebelum aplikasi percakapan seperti BBM, Line, Whatsapp, Wechat dan sejenisnya muncul, dan jauh sebelum media sosial seperti Facebook, twitter, skype dan sebagainya booming, orang-orang produk lama sangat mengenal istilah diary ini. Konsepnya hampir sama dengan status di aplikasi percakapan atau media sosi

Surat Cinta : Sedang Kau… by Monas Junior

Gambar
Aku sedang duduk di teras rumah. Memandang ikan-ikan kecil di dalam kolam kecil sambil menahan kesal kepadamu. Kesal? Ya. Sedikit, tak pernah benar-benar kesal. Karena mencintaimu adalah hal terhebat yang pernah kualami, jadi semua aura negatif tentangmu akan selalu kukesampingkan, termasuk kesal-marah-kecewa dan sejenisnya. Kenapa sedikit kesal? Semua bermula sejak empat bulan setelah kita menghabiskan bulan madu. Kau menunjukkan aslimu, aku menunjukkan asliku. Kita tak lagi memakai topeng ketika itu. Dari sejak hari itu hingga kini, aku dan hampir semua lelaki yang punya pasangan perempuan, sudah mengerti hukum kekekalan perempuan. Bahwa perempuan itu adalah pemenang pasal 1, perempuan kalau kalah harus dianggap pemenang pasal 2, kalau lelaki hampir menang harus minta maaf pasal 3 dan kalau perempuan kalah harus balik ke pasal 1. Baca juga :  Apple Watch 7 Terbaru dan Fiturnya Protes? Mana contohnya? Banyak, sayang. Sampai-sampai kami, para lelaki, tak bisa menjabarkannya satu per sa

Surat Cinta : Di Antara Lelahmu by Monas Junior

Gambar
Kau sedang tertidur, persis ketika aku menatapmu dengan mata yang mulai berair. Wajahmu begitu lelah, tapi seperti biasa, tetap cantik. Kau terpejam, nafasmu berat, satu-satu, diiringi dada yang naik turun, seperti peri-peri usai melaksanakan tugas kebaikan. Kau sedang tertidur, ketika otakku masih panas, ototku masih tegang, hatiku masih cemas memikirkan hari esok yang masih belum jelas. Rasanya ingin membangunkanmu dengan kecupan ringan di kening, lalu pipi, lalu mata, lalu hidung, lalu bibir, tapi aku urungkan. Kau, begitu terbenam dengan kelelapan yang sempurna. Bahkan selimut pun tak kau hiraukan, terberai-berai di antara kakimu. Kadang kau bergeser ke kiri, kadang ke kanan, kadang ke bawah, tak jarang ke atas. Kau selalu lucu kalau sedang tertidur. Tapi kau garang ketika tahu aku memotretmu ketika sedang tidur seperti itu. Atau, sangat garang saat tahu aku mencuri cium wajahmu secara bertubi-tubi. Ah kau, peri kecilku, selalu saja menggemaskan dalam keadaan apapun. Baca juga :  A