Cerpen Monas Junior : Akhir Tahun
Angin menyisakan kering di kerut kulit, meninggalkan debu di antara persendian, meresapkan dingin di daun telinga Rahmat, pria bertubuh pendek namun gemuk, ketika berdiri ragu di depan rumah Sobari, Kepala Desa Kerlung. Sesaat Rahmat terlihat gelisah memutar-mutar kotak rokok putih di tangan kanannya, menyeka keringat di jidat, menggaruk-garuk kepala beberapa kali, lalu berniat membantalkan niatnya memasuki rumah bercat kuning yang hanya berjarak 3 langkah dari tempatnya berdiri. Dalam hatinya, Rahmat mendengar genderang perang mulai bertabuh-tabuh. Kian lama kian keras hingga membuat jantungnya berdenyut tak beraturan. Seketika, janji-janji menjadi panji-panji sepasukan besar penuntut kemerdekaan, penuntut hak yang pernah ia keluarkan kepada seseorang, yang kini rumahnya persis 3 langkah dari tempat dia berdiri. “Kalau Bapak mau mengurus surat-menyurat plus dokumen-dokumen penting yang dibutuhkan investor kita, saya jamin akhir tahun ini Bapak dapat dua persen dari miliaran rupiah yan